20 Januari 2015



Hallo sahabat blogger dan siapapun yang tersesat disini.. Kali ini saya ingin menegur diri saya sendiri sekaligus berbagi kepada kalian juga.

Tanpa disadari bentar lagi udah mau tambah tua. Dan semakin bertambah umur itulah saya semakin tersiksa. Banyak capaian-capaian yang ingin saya raih namun belum kesampaian, tentu saja bukan karna saya gagal mulu. Tapi karena seringkali kesempatan itu terlewat begitu saja. Betapa bodohnya saya.

Puncaknya saya merasa kesal terhadap diri saya sendiri. Dalam tulisan ini saya merangkup poin-poin yang menjadi target saya dalam membangun karakter. Hal sederhana, namun saya rasa ini cukup ampuh. Nah, berikut adalah 6 Hal yang Harus Dilakukan Untuk Membangun Karakter Mapan :

1. Memiliki Passion
Passion adalah hal yang paling kita gandrungi dalam hidup. Jika diusia yang sudah beranjak dewasa namun belum memiliki passion, waaah bahaya tuh. Artinya hidup ini hambar-hambar saja. Akan menjadi hal yang sangat menyenangkan, jika kita memiliki pekerjaan sesuai dengan passion kita masing-masing. Tanpa passion, kita tidak akan bekerja dengan keras dan pasti akan berhenti di tengah jalan.

Bagaimana menemukan passion dan meyakini bahwa itu adalah ‘benar-benar’ passion kita? Yup, cara sederhananya adalah dengan melakukan banyak kegiatan seperti ikut organisasi, ikut kepanitiaan, ikut perlombaan, menulis, kerja sambilan/magang, ikut komunitas dan lain sebagainya tentu saja yang positif lah. Dari bermacam hal yang kita lakukan itu, mana yang membuat jantung berdebar-debar, bersemangat dan sangat bahagia?

2. Pemimpi
Setelah menemukan passion, langkah yang tepat berikutnya adalah dengan membuat impian atas passion tersebut. Do what you love, Love what you do. Jika kita memiliki target, tentu hidup jadi tidak hambar. Saya punya teman yang sepertinya hidupnya ngikutin arus doang. Dan mengandalkan keberuntungan saja. Sekolah-kuliah-kerja-nikah-momong anak-jadi tua-wafat-reinkarnasi-jadi Dewa Erlang udah gitu-gitu aja. Saya melihatnya dan membayangkan jika saya hidup seperti itu, betapa menyebalkannya hidup saya.

Dari impian ini sebaiknya kita menciptakan dunia yang sangat mendukung tercapainya impian-impian tersebut. Saya menyebutnya, My Zone, kayak minuman isotonik ya.. Seingkali takdir menempatkan kita di lingkungan yang tidak “gue banget”. Untuk itulah kita perlu menciptakan My Zone. Untuk menciptakan My Zone hal yang bisa kita lakukan misalnya adalah mem-follow orang-orang atau akun komunitas (di media sosial misalnya) yang sesuai dengan dunia yang kita inginkan. Lalu mencoba berinteraksi dengan mereka. Secara offline, kita juga bisa eksis melalui komunitas-komunitas. Banyak deh macemnya untuk menciptakan My Zone, lingkungan dimana kita merasa nyaman sesuai passion gitu.

3. Gigih dan Konsisten
Sudah menentukan target? Mulailah beraksi. Untuk melakukan aksi ini diperlukan kegigihan dan konsistensi yang luar biasa. Bagaimana jika kita ambil contoh, misalnya si Pandji Pragiwaksono.

Banyak orang mengatakan ia adalah sosok yang multitalent, mulai dari MC, standup comedian, rapper hingga komikus. Apakah yang ia peroleh itu kebetulan semata? Bisa iya, bisa tidak. Mungkin bukan ‘kebetulan’ istilahnya, tapi ‘kesempatan’ yang berhasil ia manfaatkan dengan baik. Kalau menurut saya sih Pandji kalau standup nggak lucu-lucu amat juga, tapi saya suka banget karna banyak ilmu/pengetahuan yang diperoleh saat melihatnya ber-standup. Jadi rapper yaaah suaranya gak bagus-bagus juga, tapi lagunya asik dan liriknya sangat menggugah. Komikus..yaaa gambarnya gak bagus-bagus juga, tapi ceritanya bagus. Disini ia tau passionnya dimana, impiannya apa dan ia mengerjakannya dengan kegigihan dan konsistensi yang cadas. Saya ingat sekali awal-awal muncul standup si Pandji ini sering dikomenin (di-youtube yang saya tau) “gak lucu lo” dan “lucunya dimana sih?”, tentu saja karena dibandingkan dengan Raditya Dika kala itu. Tapi sekarang, karena kegigihan dan konsistensinya ia sudah melakukan World Tour (standup comedi keliling dunia). See?

4. Sigap dalam Mengambil Keputusan

Jangan indecisive alias tidak berani mengambil keputusan, namun juga jangan terburu-buru mengambil keputusan. Jangan menunggu punya banyak data dulu baru mengambil keputusan, bisa-bisa kesempatan yang kita miliki dirampas orang lain. Tapi dapatkanlah data-data penting yang sederhana, lalu memutuskan berdasarkan intuisi.

5. Mau Keluar Zona Nyaman, Mencari yang Lebih Nyaman


Zona nyaman adalah kondisi kita saat ini yang membuat kita merasa aman dan stabil. Namun, berada di zona nyaman terus menerus tidak akan membawa kita kemana-mana.

Inilah yang saya alami. Bukannya tidak mau bersyukur, tapi saya merasa sulit menggapai cita-cita karena kurangnya motivasi dari keadaan. Saya hidup dalam dunia yang ‘cukup’, tidak mewah, tidak pula kaya. Tapi kalau untuk sebulan beli 5 buku dan 4 kali nonton dibioskop bisalah. Tentu saja itu diambil dari biaya bensin dan makan alias dimepet-mepetin. Demi passion wahahahaha.

Sampai tahap ini saya belum mampu melewatinya. Bahkan saya terjebak dalam zona yang tidak nyaman. Udah gak nyaman, betah lagi. Goblok amat sih gue. Hahahaha. Disini saya terjebak dalam dunia perkuliahan yang bagi saya ‘sudah selesai’. Sudah tidak ada lagi tujuan saya kuliah. Mata kuliah yang saya butuhkan sudah saya ambil. Pengalaman, saya justru gregetan pengen buru-buru cari pengalaman diluar kampus bahkan diluar kota atau luar negeri sekalian. Gelar? Ahhh sudahlah. Ini adalah hal yang sangat menyebalkan. Alasan saya kuliah karna demi harapan orangtua, tapi saya sendiri gak ada tujuan atas hal tersebut. Gimana coba? Punya alasan untuk melakukan sesuatu tapi tidak punya tujuan atas sesuatu yang dilakukan itu. Geram jadinya.

Barusan malah curhat -___-, oke next point.

6. Menunda Kenikmatan


Nhaaa ini. Ini. Susah men. Apalagi di-era sekarang. Dimana hiburan merebak dimana-mana. Mau ngegame tinggal nyalain laptop, mau nonton tinggal ke bioskop, mau dugem tinggal ke club, mau ngibing tinggal nyari acara kampanye. Banyak godaan buat bernikmat-nikmat ria.

Godaan paling berat bagi saya sih tentu saja : TIDUR. Kenikmatan yang susah ditunda. Gratis, mudah, enak pula. Siapa tau malah bisa lucid sekalian, bisa bener-bener nyiptain My Zone tuh. Ohohohohohooo.

‘Menunda kenikmatan’ menjadi pilihan yang tersulit mungkin. Salah satunya lepas dari main game yang gak ada tamatnya itu tingkat kesulitannya sudah sampai level biadab expert. Haha. Tapi saya yakin, keluar dari zona nyaman dan menunda kenikmatan adalah tiket premiere kita untuk meraih hidup yang lebih baik. Siapa coba yang gak mau hidup dalam dunia yang sesuai passion dan persis seperti yang diimpikan?

Hehehehe. Sudah dulu ya teman-teman. Terimakasih sudah mampir, semoga bermanfaat dan sehat selaluuu.. :)

11 Januari 2015


Postingan pertama saya di tahun 2015 ini diakibatkan oleh kegelisahan saya seusai menyaksikan film Superhero Garuda. Banyak cibiran dan dukungan yang mengalir untuk film ini. Saya tidak berkubu pada salah satunya, tapi pada keduanya. Buat yang belum nonton sebaiknya beranjak dari tempat anda sekarang, lekas ke bioskop, beli tiketnya, masuk ruang teater dan selamat bergelisah.

Garuda Superhero digadang-gadang sebagai film layar lebar superhero pertama di Indonesia yang didukung oleh efek CGI dan DMP. Bahkan tak tanggung-tanggung, dalam promonya mereka berani mengatakan bahwa Garuda Superhero ini tak kalah dengan produksi superhero Hollywood. Wait, apa itu CGI dan DMP? Baiklah kita simak sejenak pengertian keduanya dari referensi yang saya dapatkan:

Menurut wikipedia, CGI adalah singkatan dari Computer-Generated Imagery yang berarti "pencitraan yang dihasilkan komputer". Sedangkan DMP adalah Digital Matte Painting, yaitu seni menggabungkan beberapa image menjadi satu secara digital. Tehnik ini tentu saja sering kita saksikan dalam film-film box office, bahkan tanpa kita sadari, sebab banyak efek-efek yang terlihat sangat ‘real’. Ini adalah contoh setting tempat yang menggunakan efek-efek CGI dan DMP:


Sedangkan bagaimana dengan film Garuda Superhero? Tarik napas dalaaaaam, keluarkan pelan-pelan... Oke, yuk kita simak beberapa poin berikut. WARNING: Spoiler Alert dan pure subyektif.

1. BERANI
Membuat film superhero dengan menggunakan CGI adalah sebuah keberanian yang luar biasa. Pasalnya, dalam produksi film superhero Hollywood saja membutuhkan 1000-an graphic designer. Sedangkan dalam film ini, rumornya mereka cuma mempekerjakan 9 graphic designer. Belum lagi dari segi pendanaan. Film sekelas Batman bisa sampai ratusan juta dollar, anggap saja masuk nominal TRILYUN RUPIAH.  Sedangkan film indo sendiri 10 Milyar saja sudah sangat mahal tuh.

Tapi mereka sungguh BERANI, kombinasi antara nekat, gila dan mekso. Tentu saja, dari sini saya sangat mendukung film ini tayang. Fungsinya untuk memacu adrenalin para kreator film Indonesia agar membuat film-film superhero lain yang labih bagus.

2. CERITANYA SANGAT KREATIF
Bagaimana tidak? Dalam film ini kita bisa menyaksikan trailer sepanjang 1,5 jam. Hahahaha.. Ya, bagi saya jalan ceritanya sangat random plus abstrak. Mungkin lebih tepatnya terlalu ‘instan’. Banyak karakter penting yang tau-tau mucul ditengah cerita. Misalnya saja Zack dan Fla. Zack diceritakan sebagai sahabatnya Bara (sang superhero) dan Fla sebagai adik Bara. Dua orang terdekat sang karakter utama ini baru muncul setelah dua peristiwa penting (peristiwa invasi alien dan pencurian nuklir). Mustinya kan diawal-awal kita udah dikenalin. Ada juga tau-tau muncul ilmuan yang punya serum super yang memberikannya kepada Bara, ilmuan ini muncul ditengah-tengah cerita sekitar 30 menit pertama. Belum lagi tau-tau salah seorang konglomerat yang terlibat pengadaan nuklir Gatutkaca ternyata adalah bapaknya Bara. Bahkan, Bara itu siapa, profesinya apa, kehidupannya bagaimana, penonton benar-benar dibikin buta dengan sang superhero sendiri. Disini, penonton tidak bisa mengidolakan Garuda sebagaimana mengidolakan Spiderman, Superman maupun Batman sebagai penyelamat dunia. Karna para penonton nggak kenal siapa Garuda itu.

Penampakan para mutan
Saya sendiri sangat bingung menakar kemampuan super yang dimiliki Garuda dan para mutan. Tidak ada penjelasan spesifik, pokoknya mereka dioprasi trus tau-tau sekuat Superman. Anehnya lagi saat si Bara memperoleh kekuatan super tersebut, ia langsung menguasainya. Tidak ada scene latihan dan dia bisa terbang menembus atmosfer. Bahkan awal-awal kisah Batman saja, si manusia kelelawar itu masih nyoba-nyoba tombol dimobilnya. Spiderman apalagi, kita benar-benar bisa mengidolakan dia karena kita melihat ia mulai awal berubah, latihan, bahkan sampai nyablon kostumnya juga ada. Oiya wolvrine pun demikian, dia masih kaget dengan cakar yang keluar dari tangannya. Ironman sama saja, kita lihat ia merancang robot dalam gua. Lah si Garuda? Tau-tau sudah ada serum yang bisa merubah genetika manusia super, tau-tau sudah ada kostum heronya, tau-tau muncul sayap, tau-tau bisa menembus atmosfer.

Kalau menurut saya sih gapapa kalau dalam eksekusi CGI-nya kurang memuaskan asalkan jalan ceritanya ‘hidup’.

3. CGI DAN DMP
Kalau dibandingkan dengan film sekelas Marvel atau DC jelas kalah, saya maklumi banget. Ekspektasi saya dulu mungkin sekelas Kamen Riderlah efeknya. Eeelhadalaah.. Saya merasa nonton film indosiar hahahaha. Bahkan untuk scene ngobrol didalem rumah saja pakai background CGI, ya kali kalau pencahayaannya sesuai. Ini nggak man, gak ada bayangan. Saya sadari, saya tidak paham benar dengan CGI. Saya tidak bisa membuatnya. Sama seperti saya nggak bisa bikin soto tapi ngomentari soto yang saya makan karena rasanya hambar.

4. KOSTUM
Mengeryitkan dahi! Itulah ekspresi wajah saya. Entah kenapa, kesannya kostum Garuda ini berat banget. Selain bagian sendi, semua terlihat besar dan penuh. Rasanya sesak sekali melihatnya. Emang bisa selincah apa geraknya? Itulah yang saya pikirkan, dan benar adanya kalau sang superhero gak lincah sama sekali. Gerakannya kayak robocop zaman lawas.
'penggebrak' dalam artian yang sesungguhnya :D

Adapun bagian kerah sangat iuuuh menurutku. Ini si Garuda kalau sholat pasti sulit buat gerakan salam pasca tahiyat akhir. Belum lagi muncul icon bendera merah putih di lengan dan di dada. Aneh saja, semua kostum warnanya hitam dengan sedikit ornamen emas, lha kok tau-tau muncul warna merah dan putih. Oke, niatnya biar nasionalis. Tapi gak sesuai ceritanya juga. Jadi, si Garuda ini berkali-kali dikatakan sebagai penyelamat ‘dunia’. Ia pun tinggal di kota yang sangat dicintai ayahnya, ‘Metro City’. Hampir tidak ada sangkut pautnya dengan Indonesia secara keseluruhan, jadi saya rasa tidak perlu menempelkan icon bendera merah putih.

Ah ngomen lagi, emang situ bisa bikin kostum? Iya, saya belum bisa :)

Ternyata Tulus adalah fashion stylist-nya Garuda :D

5. AKTING
Aktor-aktor yang main sering kita jumpai di sinetron-sinetron RCTI. Saya pribadi sebenarnya gak masalah darimana mereka berasal. Tapi dialognya kenapa kaku sekali ya? Terasa ngebaca teks saja menurutku.

Belum lagi banyak sosok-sosok yang kurang mecing. Seperti si Professor dan ilmuan pencipta nuklir Gatutkaca yang dari wajah, body, cara ngomong lebih pas jadi Guru Bimbingan Konseling. Coba deh lihat sosok profesor dalam film Kamen Rider Gaim, Segoku Ryoma. Masih terbilang muda, gaul, dan yang penting adalah science-face nya ada.  Watak profesor yang mudah diterima penonton (lagi-lagi menurut saya) adalah sosok yang GILA !
Ngomel terus lu, emang lu bisa akting? Iya, saya belum bisa :)

6. ISLAMISASI
Nah ini yang terakhir. Kalau film luar banyak menerima kritik dari orang-orang indo biasanya soal adanya tanda-tanda konspirasi illuminati dalam rangka merusak moral dan menghina simbol-simbol keagamaan. Kalau film superhero Indonesia? Kita malah islamisasi dong. Kreatif men! Ada 2 scene, pertama pas anaknya Kapten DAT mau bobok dibimbing doa “bismikaallahuma wa bismikaamut”. Jarang-jarang ada film superhero yang pakai doa-doa islami.

Nah, yang kedua ini bikin saya ngakak kuenceng di dalam teater. Jadi ceritanya pas meteor mau menabrak bumi. Kan biasanya kalau film superhero lain itu ada tayangan televisi yang meliput pidato presiden, perdana menteri atau menteri pertahanan negara. Kalau di Indonesia mah beda! Yang pidato Yusuf Mansur. Jadi dalam film ini kita bakal nonton kultum tentang hari kiamat oleh Yusuf Mansur. Ganaaaasss!

Sejauh ini saya salut sekaligus gemes. Salut karena berani mengawali, gemes karena masih terlalu mentah untuk ditayangkan. Harapan saya tentu saja agar perfilman Indonesia lebih maju dan meriah dengan munculnya film-film Superhero. Terutama saya sangat berharap kepada Jtoku agar proyek Superheronya bisa hadir di panggung layar lebar. Saya suka sekali dengan produk-produk Jtoku meskipun memang lebih berkiblat ke arah tokusatsu. Namun, dalam pengerjaan kostum saya rasa mereka memiliki kualitas berpikir kreatif yang lebih baik. Saya fans berat Pocongman, Gatutkaca dan Pemuda Wajan. Hahahahaha...


Sekian dari saya teman-teman, terimakasih sudah menyimak. Mohon maaf bila ada yang salah, semua tulisan ini murni dari semesta berpikir saya. Banyak hal yang tidak saya ketahui, maaf kalau sok-sokan hehehee. Sampai jumpaaaa, semoga sehat selaluu..