Alleycats adalah film action-thriller yang disutradarai oleh Ian Bonhote. Rilis tahun 2016 dan mendapatkan rate rendah dari imdb (4,9/10). Film ini mengisahkan tentang seorang kurir pengayuh sepeda bernama Chris yang tak sengaja melihat peristiwa pembunuhan di sebuah hotel. Melihat peristiwa tersebut, Chris langsung lari dan ia membawa rekaman kejadian yang tersimpan dalam memori di kamera GoPro-nya.
Ternyata orang yang Chris lihat itu adalah seorang pejabat negara bernama Yates dan si korban adalah seorang perempuan yang berprofesi sebagai reporter. Bukannya melapor kepada polisi, Chris yang dibantu teman misteriusnya malah memanfaatkan video rekaman itu untuk memeras Yates. Profesi Chris sebagai seorang kurir memang tidak menjanjikan kehidupan mapan. Dengan alasan kebutuhan ekonomi itulah ia memanfaatkan kesempatan ini meski nyawa taruhannya.
Yates sendiri sebagai seorang pejabat negara berdiri pada strata tinggi dalam lapisan sosial masyarakat. Kekuasaan yang ia genggam membawanya pada titik angkuh yang membutakan dirinya pada realitas. Yates menolak kesepakatan dengan Chris. Ia mengirim orang kepercayaannya untuk menghabisi nyawa Chris.
Memang pada akhirnya Chris meregang nyawa saat mengikuti lomba balap sepeda ilegal. Namun masalah Yates belum berakhir. Orang kepercayaan Yates gagal mendapatkan kameranya Chris. Hal ini membuat Yates semakin risau. Sebab teman misterius Chris mengambil kamera itu terlebih dulu dan memeras Yates dengan nominal yang lebih tinggi.
Sementara itu, kematian Chris membawa kisah haru tersendiri bagi Danni. Danni adalah adik perempuan Chris satu-satunya. Dalam kedukaan tersebut, Danni bersikeras mengusut kematian kakaknya. Ia percaya bahwa kematian kakaknya bukan sebuah kecelakaan semata. Tekadnya ini ternyata menjerumuskan dirinya sendiri pada situasi-situasi yang membahayakan. Ia harus menemukan teman misterius Chris, bersembunyi dari pembunuh suruhan Yates dan membongkar sosok biker misterius yang selalu mengikutinya.
Relasi Kuasa Antara Yates dan Chris
Seperti yang sudah saya paparkan di atas, Yates adalah seorang pejabat negara dan Chris adalah kurir pengayuh sepeda biasa. Bahkan peran Chris dalam lapisan masyarakat pun dipandang sebelah mata. Hal ini divisualkan ketika Danni (yang berprofesi sama dengan Chris) disepelekan oleh polisi. Pengaduan terhadap kematian kakaknya itu tidak ditangguhkan. Polisi itu berkata “cari pekerjaan yang lebih layak lain kali”. Kedua status sosial antara Yates dan Chris ini kerap disebut dengan istilah asymetric relationship (hubungan tidak setara). Yates dengan lingkungan sosialnya yang mewah dan Chris yang dari kalangan bawah, kontras memang, namun mereka memiliki sebuah “hubungan”.
Hubungan yang terjalin pada mereka ini unik. Baik Yates maupun Chris saling memberi tekanan dan keduanya pun sama-sama memiliki ketakutan. Yates menekan Chris melalui anak buahnya yang dikirim untuk menghapus bukti pembunuhan. Bersamaan dengan hal itu, Yates juga memiliki kekhawatiran jika video bukti pembunuhan itu tersebar maka hidupnya bakal hancur. Tidak berbeda jauh dengan Chris yang merasa memiliki kuasa atas Yates karena ia menyimpan rekaman bukti pembunuhan. Dan tak dapat dipungkiri jika Chris juga merasakan ketakutan akan bahaya yang mengancam nyawanya.
Seperti yang sudah saya paparkan di atas, Yates adalah seorang pejabat negara dan Chris adalah kurir pengayuh sepeda biasa. Bahkan peran Chris dalam lapisan masyarakat pun dipandang sebelah mata. Hal ini divisualkan ketika Danni (yang berprofesi sama dengan Chris) disepelekan oleh polisi. Pengaduan terhadap kematian kakaknya itu tidak ditangguhkan. Polisi itu berkata “cari pekerjaan yang lebih layak lain kali”. Kedua status sosial antara Yates dan Chris ini kerap disebut dengan istilah asymetric relationship (hubungan tidak setara). Yates dengan lingkungan sosialnya yang mewah dan Chris yang dari kalangan bawah, kontras memang, namun mereka memiliki sebuah “hubungan”.
Hubungan yang terjalin pada mereka ini unik. Baik Yates maupun Chris saling memberi tekanan dan keduanya pun sama-sama memiliki ketakutan. Yates menekan Chris melalui anak buahnya yang dikirim untuk menghapus bukti pembunuhan. Bersamaan dengan hal itu, Yates juga memiliki kekhawatiran jika video bukti pembunuhan itu tersebar maka hidupnya bakal hancur. Tidak berbeda jauh dengan Chris yang merasa memiliki kuasa atas Yates karena ia menyimpan rekaman bukti pembunuhan. Dan tak dapat dipungkiri jika Chris juga merasakan ketakutan akan bahaya yang mengancam nyawanya.
Hal ini mengingatkan saya pada konsep pandangan Federich Nietzche dalam Dawn, atau juga sering diterjemahkan dengan judul Daybreak : Thoughts on the Prejudices of Morality. Menurut Nietzche, rasa takut adalah dorongan negatif yang membuat kita menghindari sesuatu, sedangkan kehendak untuk berkuasa adalah dorongan positif yang membuat kita memperjuangkan sesuatu. Dalam film Alleycats bagaimana Yates dan Chris yang memiliki hubungan tak setara ini saling melakukan represi satu sama lain. Sehingga sepanjang film berlangsung kita akan disajikan pertunjukan orang-orang panik, atau dalam istilahnya Weber kita mengenal imperative control.
Imperative control sederhananya adalah pengawasan yang mengandung perintah. Seperti kalau kita masuk ke suatu ruangan lalu ada peringatan bahwa ruangan tersebut terdapat cctv. Meskipun kita tidak melihat cctv itu ada disebelah mana, kita tetap akan mawas diri karena merasa diawasi. Secara otomatis kita akan melakukan hal-hal yang tidak mencurigakan. Dalam film Alleycats, Yates diwajibkan oleh penasehatnya untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa memancing perhatian publik. Seperti pesta malam, mabuk-mabukan, bermain perempuan dan hal-hal negatif lain. Yates dituntut untuk tampil menawan ketika mendapat sorotan kamera dari media. Ia harus mencitrakan dirinya sebagai seorang pejabat yang bersih dan kepala keluarga yang bahagia. Namun, dibalik itu semua sebenarnya ia mengalami depresi yang luar biasa.
Film ini boleh mendapat rate rendah dari imdb, namun bukan berarti kita tak perlu menontonnya. Bukan film yang spektakuler memang, namun masih enak dinikmati. Alleycats ini mengingatkan saya pada film-film yang sering tayang di stasiun televisi swasta ketika saya masih duduk di bangku sekolah. Film yang aman dari adegan seks vulgar dan terjaga dari adegan sadis.
Meski film ini sesederhana itu, namun kita bisa menemukan hal-hal menarik untuk diperbincangkan. Seperti ulasan singkat saya tentang relasi kuasa yang sudah pasti tidak ada pentingnya bagi hiruk pikuk politik di negeri tercinta kita ini. Kekuasaan memang jadi perbincangan yang terus hangat, baik dari Nicholo Machieveli yang menulis kitab diktator ‘Il Principe’ hingga Michael Foucoult yang bergunjing ria tentang relasi kuasa sebagai seorang anti-finalis.
Opo, sih...???!!
Baiklah, cukup demikian review dan celotehan sederhana yang bisa saya tulis. Intinya, kalau mau nonton ya nonton saja. Tidak ya tidak apa-apa, sepertinya film ini tidak begitu sering diperbincangkan di cafe atau warung tenda. Oke gaes, makasih ya sudah membaca ulasan saya ini dengan sabar dan khusyuk. Semoga ada manfaatnya. Kalau teman-teman sekalian pernah nonton film ini, yuk kita obrolkan di kolom komentar. Atau ingin merekomendasikan film rate rendah seperti ini silakan juga tinggalkan pesan di kolom komentar. Sampai jumpa di tulisan saya berikutnya.
Baiklah, cukup demikian review dan celotehan sederhana yang bisa saya tulis. Intinya, kalau mau nonton ya nonton saja. Tidak ya tidak apa-apa, sepertinya film ini tidak begitu sering diperbincangkan di cafe atau warung tenda. Oke gaes, makasih ya sudah membaca ulasan saya ini dengan sabar dan khusyuk. Semoga ada manfaatnya. Kalau teman-teman sekalian pernah nonton film ini, yuk kita obrolkan di kolom komentar. Atau ingin merekomendasikan film rate rendah seperti ini silakan juga tinggalkan pesan di kolom komentar. Sampai jumpa di tulisan saya berikutnya.
Pict source: alleycatsfilm.com/