10 Februari 2019

Bisnis Tetap Jalan Meski Pernah Gagal



Memulai membuka usaha bisa dari mana saja dan kapan saja. Ketika teknologi digital menjadi hal yang mudah dijangkau, siapapun bisa memulai bisnisnya. Tapi tidak semua bisa mengembangkannya!

Saya punya sedikit -beneran sedikit- pengalaman soal berbisnis. Dulu, saya pernah mencoba membangun platform soal perbukuan, namanya Majibooks. Majibooks itu semacam blog yang khusus membahas soal dunia perbukuan sekaligus membuka toko buku online. Unit usaha ini saya dirikan bersama kekasih saya (Tiwi) dan dibantu satu sahabat saya (Dani). Kami sudah bikin blog, membeli domain, dan menjalin kerja sama dengan supplier buku. Sayangnya, Majibooks mangkrak karena saya kurang mampu mengorganisir keperluan bisnis.

Selain itu saya juga sempat membuka usaha kecil-kecilan di Instagram, yaitu jasa desain CV. Usaha tersebut memang gampang dimulai, tapi ternyata sukar mempertahankannya. Saya hanya punya satu klien hingga akhirnya usaha ini saya tutup karena tiga hal. Pertama, saya merasa kemampuan desain saya tak semahir penawar jasa desain CV yang lain. Kedua, kompetisi pasar terlalu ketat, di mana tarif jasa yang saya pasang lebih mahal dari pesaing. Ketiga, saya tidak giat.

Dua pengalaman tersebut memang masih jauh dari memuaskan. Tapi apakah saya menyerah? Tidak!

Membuka Usaha Berbasis Digital itu Mudah. Menumbuhkannya Susah.

Saya dan kekasih saya kembali berdiskusi untuk membangun usaha yang lebih serius. Sebenarnya kami punya ide usaha yang berbeda, tapi dalam pengelolaan tetap akan saling bantu untuk merealisasikan impian kami masing-masing. Saya berpikir untuk membuat sebuah platform yang bisa mempertemukan antara kreator, talent, kru, dan sponsor. Sebagai gambaran, dewasa ini ada banyak sekali platform yang mempertemukan antara klien dan freelancer seperti sribulancer, fastwork, dan lain-lain. Nah, saya ingin mengadopsi bentuk tersebut ke dalam sebuah platform kolaboratif untuk membuat konten kreatif.

Misal kamu ingin membuat video klip. Karena faktor pergaulan dan jaringan yang terbatas, kamu jadi kesulitan mencari talent dan kru. Nah, platform yang saya maksud akan mewadahi hal tersebut. Di situ kamu tinggal tawarkan proyek kreatif apa yang sedang kamu kerjakan dan butuh talent serta kru dengan spesifikasi seperti apa. Malahan kamu juga bisa dapat sponsor buat karya kreatif kamu. Seru, kan?
Selama ada koneksi internet dan aplikasi yang terpasang, membuka usaha sudah bukan sesuatu yang rumit. Jika dulu untuk buka usaha perlu sewa toko, sekarang siapa saja bisa buka toko online tanpa ribet bahkan gratis. Tapi tantangannya sebenarnya bukan di situ. Semakin mudah membuka usaha, semakin banyak pula pesaingnya. Semakin menunda untuk memulai, semakin tergusurlah kesempatannya. Itulah yang saya rasakan dari secuil pengalaman di atas. Tentang bagaimana mental menunda-nunda dan ketidaktekunan membuat bisnis yang saya mulai langsung gulung tikar.

Tentu saja saya tak ingin jatuh di lubang yang sama berkali-kali. Pada bisnis di tahun 2019 yang ingin saya bangun kali ini, saya harus membekali diri dengan mental yang kuat, pengetahuan soal teknis yang luas, dan berjejaring dengan banyak pihak.

Bagi saya, “mentalitas” adalah salah satu faktor yang teramat penting untuk menumbuhkan bisnis yang sedang kita jalani. Mau secepat apapun internet kamu, kalau mental berbisnisnya lamban ya hasilnya bisa seperti saya, sudah bangkrut sejak dalam pikiran. Selain itu membuka usaha yang minim modal bisa membuat kita terlena karena seolah tidak ada beban rugi yang akan kita tanggung. Mental seperti itu yang akan membunuh usaha kita perlahan.

Lantas bagaimana sebaiknya kita mengatasi hal tersebut?

Kalau menurut saya, memiliki rekan kerja yang setia adalah kunci yang paling penting. Ketika kita stuck, bosan, apalagi malas, rekan kerja akan membantu kita untuk kembali ke dalam track. Ibarat kisah fiktif populer dari Inggris, apalah arti Sherlock Holmes tanpa John Watson. Ea.

Tapi, perlu ditegaskan juga bahwa pada akhirnya inisiatorlah yang memegang peranan penting untuk memutuskan apakah bisnis mau dikembangkan, dibiarkan, atau malah dibubarkan. Oleh karena itu, seorang founder semestinya rajin belajar dan berjejaring agar mampu menghadapi masalah-masalah yang timbul nantinya. Jangan sampai kita tidak menuai apa-apa dari bisnis yang kita mulai.

Header: Pexels.com

6 komentar:

  1. Mas, template blognya bagus Mas. Kalau boleh tau ini desain sendiri atau download Mas ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, Rahmad.

      Template blog ini download, kok. Tapi dengan beberapa penyesuaian yang dikerjain sendiri. hehe.

      Hapus
  2. bener banget, persaingan ketat mengharuskan kita harus selalu mengupgrade diri supaya bisa bersaing dengan pengusaha lainna.

    BalasHapus
  3. Membangun bisnis memang susah banget ya mas, butuh komitmen kuat dan kedisiplinan yg tinggi. Pengen gtu suatu saat juga bsa bangun bisnis sendiri aamiin. . Salam kenal mas ~ blognya keren hehehe

    BalasHapus
  4. teringat dulu saya pernah mencoba jualan kartu sim yang sdh bisa digunakan untuk internet. Tapi sayangnya saya tinggalkan hanya pulsa yg masih berjalan. rugi karena saat pesan kartu sim yg kedua saya dibohongi, banyak pelanggan mengeluh baru diaktifkan kok udah gak bisa dipakai internetan lagi. malah saya sampai mengembalikan uang pelanggan sebagai bentuk tanggungjawab.

    BalasHapus