9 April 2018

Sejarah Outwear dan Hoodie Andalanku


Kita mengenal tiga outwear yang paling populer di Indonesia. Ada jaket, sweater, dan hoodie. Tapi sebelumnya, sejarah outwear itu berawal sejak kapan, sih? Bagi yang penasaran, berikut saya ulas sejarah singkat outwear di dunia. Yuk, simak!
Konon, outwear dipercaya sudah digunakan oleh manusia sejak zaman Paleolitikum. Setelah manusia hanya mengenakan ‘pakaian dalam’ sebagai kebutuhan pokok, ternyata tubuh manusia perlu lebih terlindungi lagi mulai dari gigitan serangga hingga menangkal cuaca yang dingin. Hal ini yang kemudian menginspirasi manusia untuk memanfaatkan kulit dan bulu binatang sebagai outwear.
Baiklah, sekarang kita melewati beberapa abad setelah itu. Sejarah mencatat, para aristokrat pria dan wanita di abad 15 dan 16 menggunakan coat sebagai outwear. Fungsinya pun kemudian mulai banyak berubah.Outwear pada masa itu sudah dimaknai sebagai identitas kelas. Para bangsawan mengenakan outwear yang panjang dan halus. Para saudagar biasa mengenakan outwear yang lebih sederhana. Sementara rakyat jelata tidak mengenakan outwear.
Di sejumlah negara Eropa pada abad 18, outwear seringkali merujuk pada jenis pakaian yang mereka sebut sebagai cape, cloaks, maupun mantel. Jenis pakaian seperti itu hampir dipakai oleh seluruh masyarakat karena memang stoknya tidak selangka dulu. Meski demikian, perbedaan style outwear yang dikenakan tetap mencolok, antara kaum kelas atas dan kelas bawah. Pada masa-masa itu memang identitas kelas begitu kuat, dan fashion menjadi salah satu gerbang utama untuk membedakan kelas-kelas tersebut.
Penulis buku Fashion sebagai Komunikasi – Cara Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender, Malcolm Barnard pernah mengatakan, “Pakaian sering digunakan untuk menunjukkan nilai sosial atau status, dan orang kerap membuat penilaian terhadap nilai sosial atau status orang lain berdasarkan apa yang dipakai orang itu.”
Masih dalam buku yang sama kita bisa menemukan istilah ‘penciptaan pameran pribadi’, yaitu pakaian ditafsirkan sebagai cara seseorang untuk menunjukkan ‘dirinya’ kepada publik. Atau kita juga mengenal istilah, “I speak thought my clothes” (aku bicara lewat pakaianku). Sederhananya, seseorang akan dianggap keren jika pakaian yang dikenakannya keren. Seseorang dianggap sangar jika mengenakan celana denim sobek-sobel misalnya. Atau seseorang dianggap pemalu jika mengenakan pakaian yang tertutup dan berbahan halus.
Nah, dalam berpakaian kan ada lapisan-lapisannya, tuh. Ada pakaian dalam, tengah, dan luar. Kita tidak mungkin mengkomunikasikan pakaian dalam sebagai ‘pameran pribadi’ tadi. Lapisan yang paling bisa dicitrakan ya tentu saja pakaian luar atau outwear. Dewasa ini kita mengenal beberapa outwear seperti yang juga sudah saya sebut di muka, ada jaket, sweater, dan hoodie.
Apa sih perbedaan jaket, sweater, dan hoodie? Berikut saya beri ulasan singkatnya.
Jaket adalah pakaian luar yang menutupi bagian badan hingga pinggang atau pinggul, dan kedua tangan. Di bagian depan biasanya terdapat kancing atau resleting yang bisa dibuka dan ditutup yang fungsinya untuk memudahkan pengguna saat memakai atau melepas jaket.
Yang kedua, sweater. Sweater pada dasarnya merupakan pakaian penghangat. Umumnya, outwear jenis ini berbahan rajut yang menutupi badan sampai lengan. Ada dua model yang populer dari sweater, yaitu kardigan dan pullover. Kardigan mempunyai kancing di bagian depan, sementara pullover tidak memilikinya.
Nah, outwear yang menurut saya paling keren adalah hoodie. Kata hoodie berasal dari bahasa Inggris, yaitu ‘hood’ yang memiliki arti berupa tudung (penutup kepala). Maka dari itu ciri khas hoodie adalah adanya tudung dibagian atas. Sementara bagian lainnya ada berbagai variasi. Ada hoodie yang memiliki kantong di sekitar perut, ada juga yang tidak. Ada hoodie yang menggunakan resleting, ada juga yang tidak. Kalau saya sih paling suka hoodie yang tidak beresleting dan memiliki kantong di wilayah perut.
Dari ulasan ini saya harap perbedaan antara jaket, sweater, dan hoodie sebagai outwear bisa diipahami dengan jelas. Meski demikian, tidak ada salahnya juga jika beberapa jenis outwear tersebut disebut agak berbeda. Misalkan yang familiar di masyarakat ada yang menyebut ‘jaket hoodie’, ‘sweater hoodie’, hingga ‘jaket oblong’ pun tak mengapa. Hal yang lumrah jika istilah resmi dan istilah pasar memiliki perbedaan.

Belakangan ini jaket hoodie marak juga digunakan oleh wanita. Uniknya, ternyata perpaduan antara hijab dan hoodie bisa menghasilkan kombinasi yang bagus. Jika kamu adalah pembaca yang mengaku wanita tapi belum pernah mengenakan jaket hoodie sebagai pilihan untuk berbusana, cobalah sesekali untuk mengeksplorasi diri dengan memakainya.
Saya rasa berbagai kepribadian pengguna, mulai dari yang introvert hingga ekstrovert sekalipun, jaket hoodie tetap bisa merepresentasikan karakter-karakter tersebut. Apalagi dewasa ini sudah terdapat banyak variasi hoodie yang bisa dipilih dan dipadupadankan dengan busana lain sehingga bisa menghasilkan penampilan yang apik.
Selain nikmat secara estetika visual, jaket hoodie juga memberi kenyamanan bagi tubuh pengguna karena bahannya yang kebanyakan lembut dan hangat. Ukuran jaket hoodie pun mayoritas longgar atau klombor. Sehingga tak jarang, jaket hoodie juga dikenakan seseorang saat olah raga, khususnya jogging. Ukuran yang longgar memudahkan pengguna untuk bergerak dan tidak mengalami sesak pada dada.
Jadi tidak perlu ragu lagi untuk mengenakan jaket hoodie sebagai pilihan berpakaianmu hari ini. Yuk, kita ngehoodie!

Image Source: pexels.com

3 komentar:

  1. Pas kamu ngomongin perempuan hijab pake hoodie itu sambil bayangin aku gak? Wkwkwk.

    Selain sepatu, outwear adala koentji untuq stail yang menariq bagiq~

    BalasHapus
  2. Dari dulu sampai sekarang, cari jaket pilih yang ada penutup kepala alias hoodienya. Nyaman aja gitu...

    BalasHapus
  3. Kalo ngobrolin hoodie, aku langsung konek kebayang tokoh kartun peterpan dengan hoodie-nya berwarna hijau daun 😁

    BalasHapus