3 Maret 2017

Membebaskan Waktu dan Tempat untuk Nonton Film




Menonton film adalah pelarian dari kehimpitan realitas yang saya temui. Bisa jadi saat bosan, bingung, marah, bahkan bisa juga saat hati ini deg-degan menyatakan cinta. Lha mau bagaimana lagi? Bagi saya, film sudah jadi pengganti susu dalam kebutuhan empat sehat lima sempurna. Atau menjadi aspirin ketika pusing melanda. Juga menjadi tempat ternyaman untuk mendapat kehangatan di kala hujan yang dingin. Bentar, bentar. Sebenarnya ini ngobrolin film apa jahe gepuk, tho, Ndes?

Yasudah, intinya film itu begitu penting bagi kebahagiaan saya.

Awal kecanduan film itu ya jelas saja ulah bioskop Transtipi. Ceritanya, setiap pukul sembilan malam, saya dan anggota keluarga berkumpul di ruang tengah untuk menonton film. Ini semacam penghargaan karena kami telah menyelesaikan kewajiban masing-masing.

Kecanduan akan film makin menjadi ketika bioskop jadi-jadian ini justru menambah waktu penayangan film. Jadi, selepas pukul sebelas malam, Transtipi menayangkan film putaran kedua. Sementara Bapak dan Ibu memilih untuk tidur setelah menyaksikan satu film, saya justru betah nonton sampai film putaran kedua selesai pada pukul 1 pagi.

Sampai pernah kena marah sama Bapak yang kebetulan mau pipis dan memergoki saya masih terjaga hingga larut. Untung bapak cuma tahu saya melek sampai dini hari karena nonton film, bukan karena nonton host seksi di kuis-kuis aneh atau nonton acara investigasi yang topiknya seputar perbuatan mesum. 

Saya berhasil melepaskan diri dari jeratan televisi ketika saya mendapat laptop bekas pemberian kakak. Laptop bermerk Lenovo yang entah kenapa di mata saya lebih terbaca jadi ‘no love’ itu menjadi penampungan aneka film.

Ya. Di sinilah saya mulai mengenal lebih banyak film karena saya bisa mengaksesnya melalui internet sebebas yang saya mampu. Mulai dari film-film baru Edward Norton hingga sang maestro komedi, Charlie Caplin. Semua bisa saya nikmati hanya dengan beberapa klik saja.

Jangan tanya bagaimana saya membeli film-film tersebut. Ya jelas saja saya download yang free alias bajakan. Mau bagaimana lagi? Nggak kuat beli, Ndes. Lha yang ngaku wota militan saja masih banyak yang membeli poster-poster unofficial, kok. Bahkan tak jarang mereka mengunduh lagunya oshi unyu-unyu itu dengan kata kunci ‘free download lagu terbaru JKT48’. 

Maka nikmat bajakan manakah yang kamu dustakan?


Menonton film di laptop jauh lebih menyenangkan daripada di televisi. Sebab tidak perlu ada iklan, bisa dijeda sesuai kehendak sendiri, dan bisa diletakkan di mana saja. Pun dengan kualitas visual juga bisa memilih mau yang low atau high.

Eits, satu lagi, audionya bisa dimiliki sendiri dengan mencolokkan earphone ke telinga. Jadi saya tidak perlu was-was lagi kalau kepergok masih bangun hingga dini hari. Karena saya bisa nonton film di atas kasur dengan suara yang saya dengar seorang. Jika memang Bapak lagi patroli di dalam rumah, saya tinggal tekan pause, buka lembar kerja makalah, dan pura-pura terlelap di samping laptop. Bukan begitu, Kisanak?

Saya rasa kehadiran laptop sudah benar-benar memuaskan hasrat saya menonton film.

Ah, tidak. Saya keliru.

Laptop tidak fleksibel untuk dinyalakan di mana saja. Terlalu ribet dan berat jika mau menggunakannya untuk nonton di sembarang tempat. Sementara saya makin sering menjalani aktivitas di luar rumah. Maka timbullah hasrat untuk nonton film di mana saja dan kapan saja saat saya ingin. Tapi piye? Laptopku harus nyolok di stop kontak untuk mendapat aliran listrik seperti rindu yang mengaliri hubungan kita, Dek.

Bak disambar petir, saya kaget bukan main ketika mengetahui bahwa harapan saya itu bisa terwujud. Saya bisa menikmati film melalui perangkat elektronik seukuran jadah bakar. Saya bisa menyalakannya kapan saja dan di mana saja

Bahkan saya tetap bisa menggunakan fitur pause jika saya harus berpindah tempat karena ada kepentingan-kepentingan lain. Dan lebih asoynya lagi, saya bisa berhenti mengunduh film bajakan! Yeaah.. Good bye Lebah Ganteng. Good bye IDFL team. You rock, Guys!

Ini bukan tentang loyalitas. Jika memang ada fasilitas yang lebih cocok untuk saya gunakan, maka sah-sah saja kalau saya beralih dari lama ke yang baru. Lha wong Batman dan Superman saja yang awalnya tonjok-tonjokkan brutal itu lantas beralih menjadi teman hanya karena memiliki nama ibu yang sama. Peralihan itu daur hidup, Ndes. Pasti terjadi. Bahkan yang awalnya bilang “kaulah segalanya dan satu-satunya untuk selamanya” pun juga masih bisa berubah jadi “dia lebih baik dari kamu”. Maka nikmat peralihan manakah yang kamu dustakan lagi, Bosku?

Jadi sebenarnya saya beralih ke media apa, sih? Nah, setelah televisi dan laptop, kali ini saya menyambut dengan riang gembira kedatangan HOOQ. Halah itu lho aktor yang memerankan Logan. Hooq Jackman. Krik!
HOOQ adalah sebuah aplikasi yang bisa diakses dalam genggaman smartphone untuk menonton berbagai macam film.  Jadi dengan HOOQ kita bisa nonton film kapan saja dan di mana saja. Ntap!
HOOQ ini menjadi begitu penting bagi saya. Jika film adalah susu, maka HOOQ adalah wadahnya. Tanpa HOOQ, ibarat minum susu tanpa wadah. Langsung ngenyot dari sapinya. Lak yo saru, tho, Ndes?
 

Ketika pertama kali mengakses HOOQ, saya langsung mesam-mesem wagu seperti saat sembuh dari sariawan. Eh, iki tenan, lho.

Tampilan berandanya bagus. Didominasi dengan poster-poster film dalam tampilan grid yang catchy. Setelah saya cek di tab browse, alangkah bahagianya saya karena film-film yang ada di HOOQ sudah dirapikan dalam bentuk kategorial. Sebut saja kategori Indonesian Hits, Hollywood Hits, Best of Bollywood, Top Family & Kids, dan saya paling suka dengan kategori Editor’s Choice. Selain itu HOOQ juga merapikan film per-genre, ada Thrillers, Martial Arts, Sci-fi & Fantasy, Comedy, dan lain-lain. 

Eh, belum cukup dengan kategori-kategori itu saja, Ndes. HOOQ ternyata juga agak bergurau ketika saya mendapati kategori Indonesia Era Lama yang menyajikan film-film Warkop, Benyamin, dan Eva Arnaz. Bahkan ada juga filmnya Teguh Karya! Wuedyan! Di mana lagi saya bisa nonton film Pacar Ketinggalan Kereta kalau bukan di HOOQ? Mbois tenan HOOQ iki, Ndes.

Selama ini saya merasa khawatir dengan keterlembatan saya menonton film-film Indonesia di bioskop. Sebut saja Surat dari Praha dan Di Balik 98. Saya kecewa betul karena gagal menonton kedua film itu di bioskop. Bukannya mau lebay ya, tapi memang melewatkan Jullie Estele dan Chelsea Islan itu sebuah kriminalitas, Ndes. Rasa-rasanya sudah seperti menenggak air mineral tanpa O2.

Akan tetapi kekecewaan saya di masa lalu itu sekarang sudah bisa diatasi. Melalui HOOQ saya bisa menonton Mbak Jul dan Dek Is kembali. Tidak perlu lagi saya menunggu film-film Indonesia lawas di persewaan DVD, atau menanti tayang di televisi dan YouTube. Saya bisa menontonnya dengan mudah dan gratis di HOOQ. Gimana? Apa saya harus kembali menanyakan nikmat HOOQ mana lagi yang kamu dustakan?

Wait. Gratis?

Ya! Untuk mode trial pada pemakaian satu minggu pertama kita bisa menikmati HOOQ secara gratis. Sedangkan jika ingin berlangganan maka kita cukup berinvestasi sebesar Rp. 49.500 untuk satu bulan.  Harga segitu kalau mau nonton di bioskop cuma bisa buat dua tiket. Sedangkan jika menggunakan HOOQ, saya bisa nonton apa saja, kapan saja dan di mana saja. 

Tapi tidak membuka kenaifan juga, Ndes. Nonton di bioskop memang membawa pengalaman tersendiri dalam menikmati film. Saya masih menjadikan bioskop sebagai cara menonton film yang terbaik. Sedangkan HOOQ adalah alternatif menonton yang paling tepat. Tinggal masalah waktu dan duit saja kalau ini.

Ini informasi langkah awal ketika mengakses HOOQ. Gampang banget!
......
Tiba-tiba Lik Atenx menolak, “Aku nggak mau pakai HOOQ! Katanya kualitas subtitle untuk film asingnya jelek. Males aku. Tes TOEFL saja aku sampai minta tolong dukun sakti kok ini malah nonton film bahasa asing tapi nggak ada terjemahannya.”

Dengan berbekal buku Kiat-kiat Sukses Bersabar, saya mencoba menanggapi ocehannya Lik Atenx ini dengan kepala dingin. “Gini, Lik. Kesalahanmu itu ada dua.”

“Weh. Apa itu?”

“Pertama, buat apa kamu minta dukun sakti untuk membantumu mengerjakan tes TOEFL? Rumangsamu aji-aji sapu jagad itu yang bikin Pangeran Charles, ha? Jelas bukan, tho?”

Asyu. Yowes, Lanjutkan omonganmu.”

“Kedua...”

“Heh, serius, Le. Kedua opo?

“Kedua, memang terjemahannya mbalelo tenan, Lik. Aku ya agak geram. Sudah seneng-senengnya nemu film yang susah dicari. Begitu dimainkan ternyata tidak ada terjemahannya. Pening aku, Lik, pening.”

Woe sama saja! Kamu ini lagi ikut lomba kok malah ngatain. Pancen utek ra kopen!
......

Ya, memang betul. Salah satu pengalaman kurang menyenangkan saat mengakses HOOQ adalah fasilitas terjemahan yang kurang lengkap. Koleksi filmnya sih memang ada 10.000 dan akan terus bertambah. Tapi tidak semua film dengan bahasa asing dilengkapi terjemahan bahasa Indonesia.

Namun saya ‘ainul yaqin saja bahwa HOOQ pasti sedang berupaya keras untuk memberi alternatif bahasa di dalam film-filmnya. Dan untuk menuju ke arah itu, pihak HOOQ memberi kesempatan bagi kita mendapatkan terjemahan dengan cara mengirim permohonan pengadaan subtitle ke support@hooq.tv.
 

Pengalaman pertama saya menggunakan HOOQ terjadi di sebuah kedai minum. Saya memang biasa ke sana untuk blogging atau mengakses beberapa hal yang bisa membuat saya terinspirasi dan termotivasi. Saya mengakui bahwa saya lebih banyak singgah ke beberapa tempat seorang diri. Bukannya mau RR, tapi memang LDR militan kadang bertingkah seperti jomblo profesional, Ndes.
Q: RR itu apa? A: Riya’ Relationship
Jadi waktu itu saya sedang gabut di kedai minum seorang diri. Saya tidak bisa mengakses beberapa situs download film ilegal karena terblokir oleh ajian puter gilingnya si wifi. Sementara saya sedang tidak konsen blogging karena ada kumpulan anak sekolah unyu-unyu yang berisik sekali main UNO. Sepertinya para pemain UNO berseragam OSIS ini merupakan keturunan murni dari Laskar Pasoepati. Ramainya bikin libido dan dopamin saya meronta-ronta menagih kepuasan dari film.

Eits, bukan film porno. Saya cuma ingin nonton film Hollywood biasa saja, kok. Yang aktrisnya Sasha Grey.

Tapi dari mana saya bisa menonton film jika situs-situs pemasok film yang selama ini kukunjungi tidak mendapat izin akses? Bak Bruce Banner dengan Natsha Romanoff, saya mendapat  saran dari kekasih untuk nonton film melalui HOOQ. Maka lekas saja saya unduh aplikasinya. 

Dengan perasaan riang gembira, saya melakukan instalasi HOOQ. Sayangnya...


Pancen Ilham i utekke keri separo ning laci SD Al-Hilal ketokke. Jelas-jelas no more space itu urusan memori handphone, bukan urusan admin HOOQ. Kok ya masih mengadu, cah edan!

Sebenarnya ruang yang diperlukan tidaklah besar. Hanya saja sd card saya memang sedang rusak. Sementara memori internal sudah kepenuhan aplikasi lain. Maka jadilah saya uninstal Instagram. Yha! Demi film! Hash, ra urusan karo feed lan instastory-mu. Situasinya sudah genting nih. Butuh Sasha Grey!

Akhirnya, HOOQ pun terinstal. Hati riang. Mimpi basah tidak lewat masa tenggang. Wow, Laskar Pasoepati tercengang!

Ngomong opo, sih?!

Ya begitulah pertemuan saya dengan HOOQ. Setelah aplikasi ini terpasang, lekas saja saya geledah-geledah segala fiturnya. Wah, menarik. Menarik sekali. Saya benar-benar bungah dengan datangnya HOOQ di dalam list aplikasi saya. Meski ada beberapa hal yang membuat saya berpikir, “Kok gak dibuat gini ya” atau “Kalau ada gini dan gitu bisa tambah membantu pengguna, nih.” Namun secara umum saya puas dengan HOOQ. 

Supaya lebih jelas, berikut saya sertakan kelebihan dan kekurang HOOQ menurut saya.


Namanya juga aplikasi buatan manusia, tentu ia tidak hadir serta merta dalam keadaan sempurna. Ada kekurangan yang pastinya akan selalu dikembangkan lagi kualitasnya.

Yak, saya kira sudah segini saja yang mau saya ceritakan. Informasi seputar langkah-langkah lengkap menggunakan HOOQ dengan berbagai skrinsyutan dari aplikasi HOOQ sudah disajikan oleh peserta lomba yang lain dan.. Dan.. Dan siapa pula yang mau menelusuri “tutorial menggunakan HOOQ”, anjer? Lha wong HOOQ ini memakainya gampang bingit. Saking gampangnya, nggak sengaja mencet saja udah bisa ngeplay film. Wuasyem tenan og. Zaman sekarang itu nyoblos wakil rakyat lebih rempong daripada nonton film, Ndes.
 
Jadi, ya sudah, ya. Iya, ini tulisan buat ikut lomba HOOQ. Doakan supaya saya menang. Tapi sebelum itu, alangkah baiknya jika kamu berdoa untuk kedua orangtua dulu. Lalu doa keselamatan dunia dan akhiratmu. Baru doakan saya menang. Tapi jika memang tidak ikhlas mendoakan saya, ya tidak usah saja tidak apa-apa. Asal kamu mendoakan peserta lain kalah. Amin. 


Update tulisan: Ternyata kalah, gaes. Doamu ra ono sing manjur. Yuk, kita bermuhasabah diri.

46 komentar:

  1. Beranjak dari jomblo militan ke LDR militan to, Mas? Woaaaa apik tenan.

    Aku pake HOOQ udah hampir satu semester, lumayan buat temen nunggu dosen yang PHP buat bimbingan. :3

    Pengalaman yang asu hahaha semoga menang, ya. Harus, sih. Wakilin aku, kan? Woiya pasti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Btw, LAU NONTON DI MANA 49RIBU BISA DUA KALI NONTON?

      Hapus
    2. Apik terus pokoke. Sebenarnya gak 49ribu juga sih. 50ribu tepatnya. Tapi ya pas weekday aja itu. Hahahak. Etapi enakan nonton festival film aja sih. Abis nonton ada diskusinya. Ntap

      Hapus
    3. JAWAB WOYY ITU BISA NONTON DUA KALI, ATAU NONTON SEKALI BERDUA SAMA YANG LAIN!!! DI MANA?? SAMA SIAPA!!??

      Hapus
    4. Mungkin bung Ilham ini nonton di rajawali cinema Purwokerto di masa 2012 tuh, masa itu tiketnya pas weekday itu cuma 20rb/orang, weekend 25rb/orang... #CumaMEMBANTUmemberiJalanMenghindar

      Hapus
    5. Eanjir di sini tiket bioskop 25.000. Sempat ada yang 15.000 bonus softdrink pula.

      Hapus
  2. Ya ampun ono ajian puter giling mbarang. Sesuk ajian apalagi Ham?
    He eh..kmrn nonton the da vinci code gak ada terjemahane je..simbok mumet nonton film serius ngono gak ada terjemahannya.
    Besok2 remedi ah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ajian plintir kembang hurung, mbak. Wah darurot tenan itu kalai Davinci Code gak ada subnya. Semoga lekas teratasi

      Hapus
  3. Postingan lomba teraneh yang pernah saya baca. Kenapa pake ngaku lomba sih? Huahahaha. Tapi emang Ilham banget ini. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jujur ajalah, ris. kalaupun gak bilang toh juga pada ngerti elaah

      Hapus
  4. Mas Mas.. Film Ghibli ada nggak? Aku kan senenge Totoro dan Haku.

    Betewe..aku baru tau istilah RR. Hahaha..

    Semoga yang lain kalah ya..aamiin.. Tenang, doa untuk kedua orang tua dan doa keselamatan dunia akhirat udah aku baca.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belom ada sepertinya. Bahahak RR mah bikinan sendiri, iseng-iseng.

      Shipp.. Iya yang penting mendoakan orangtua dulu aja.

      Hapus
  5. "Nyoblos wakil rakyat lebih rempong dr pd nonton film"

    Yiahahaha... setuju mas !
    Kaga perlu kontra-kontraan,asak kuota ada, wifi ada, nonton film mah gempilll.

    Good luck mas, aku juga ikutan nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak bisa bayangin kalau misalnya buat nonton film serumit milih wakil rakyat. Harus antri dulu, bawa ktp, nunggu dipanggil. Kelar donlot celupin jari ke tinta. Weleh weleh. Oke mbak, Semangaat ya. Moga tetap saya yang emang. #mainmain #kemaki #tidakdiamini Hahaha.. bercanda

      Hapus
  6. Ndes tub opo, mas?

    Gue juga mau nyoba hooq nih, sayang banget tiap bulan as kuota streaming hooq ga kepake....

    Tapi yang lu dosa. Menyandingkan Eva Arnaz dan Sasha Grey dalam satu tulisan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ndes itu semacam "bro" atau "sis" yang lebih javasentris. Yhaa.. Bisa. Anak Tsel mulai berbicara.

      Lho lha bagaimana lagi? bukankah perpaduan mereka justru membuat tulisan ini jadi semakin legit dan gurih?

      Hapus
    2. Kebalik, justru saling bertolak belakang, kelegitan salah satunya, kalah oleh satunya yang lain.

      Hapus
  7. tampaknya semua orang keseringan liat LebahGanteng

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meski tak ada yang tahu dia seganteng apa.

      Hapus
  8. aku belum pernah beli paket hooq, besok coba deh.. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak cukup. Sekalian belikan pula buat saya. Yak ship!

      Hapus
  9. wah hobbi nonton film ya? memanga syik di rumah dg teknlogi yg canggih ya bisa sambil tiduran

    BalasHapus
  10. selalu tergelitik membaca postinganmu, Mas... piye ngono... wkwkwkw

    BalasHapus
  11. Ya Allah ham ham. Iki postingan lomba??? Ngakak aku. Menang wes. Cara nulismu dijamin paling unik sendiri dibanding peserta lain.selalu bikin ngakak. Aku kok ndeso ya ham belum pakai hooq. Nanti lah tak donlod.

    Betewe gabut itu apa?

    BalasHapus
  12. Bagus bagus kak, berasa baca curhatan... Ngalir banget bahasanya. Moga menang kak yaa:)

    Aku gapernah donlot sih kak, keseringan streaming langsung

    BalasHapus
  13. hahaha lucu gan cara penyampainya, tidak sengaja saya sampai ketawa ketiwi di tengah teman-teman karena saya baca nya pas lagi ngumpul bareng. Sampai di kira kenapa sama temen saya, sukses semoga menang lomba nya gan :-D :-D

    BalasHapus
  14. Tulisan yang diikutsertakan lomba unik..hehe
    Terbuka terang-terangan ya, Mas. Agar banyak yang tahu dan ikut mendoakan. Aku doakan menang ya, Mas..aamiin..

    Oh, ya. Salam kenal ya :)

    BalasHapus
  15. Ini aplikasi buatan lokal apa indo?

    BalasHapus
  16. Oohh di hooq ada beberapa film asing yang nggak ada subtitlenya ya kak. Sama kayak baca blog kamu kak, ada beberapa bahasa yang nggak ada subtitlenya hihihi.. Aku kan jadi nebak2 artinya apa

    BalasHapus
  17. Semakin tahu tentang hooq karena banyak yg nulis ttg ini. Meski sampai sekarang kubelum download apk ini. Masih nunggu jaringan super cepat supaya bisa nonton kapan saja dan dimana saja bersama hooq.

    BalasHapus
  18. Karena bhasa Inggrisku jelek, butuh bgt subtitle. Tapi emang krg bagus kalo lewat hooq. Film Indonesia aman jaya

    BalasHapus
  19. Enak nonton pakai hooq itu bs di mana dan kapan saja

    BalasHapus
  20. Wah ini kayaknya bagus bisa nonton film tempo dulu ini. Banyak film yang kelewat tapi masih pengen nonton hehehe. Coba aaahhhh

    BalasHapus
  21. lumayan lah yaaa dari 10 rebuan.. eh berapa persen yang ditontonnya bener2 "Asyik" termasuk ga KZL ama terjemahannya?

    BalasHapus
  22. Semoga menang ya mas. Dari pake layanan streaming movie, Hooq menang di film indonesia yg cukup cepet updatenya mas

    BalasHapus
  23. Woalah ndes aku moco tulisan iki yo ngakak terus, rasane kuwi kaya maca cerpen e mas yusi avianto parianom, tapi iki versi lewih akeh nggleweh ngelucu gawe kocak haha

    Ulasannya lengkap, hampir 11-12 sama ulasannya bang dika, cuma ini versi bahasa jawanya ,terus dicampur celetukan celetukan khas Jawa X)

    Anjir bener bgt kuwe ham, soal nyoblos pilkada kuwe lebih repot dibanding nonton film hahaha

    BalasHapus
  24. hadalaaa....ngakak moco post-post'an iki XD
    sering dapet kuota 5GB dari opoerator sebelah buat streamingan HOOQ tapi mubadzir gara-gara ngga pernah kepake

    yowes aku tak ndonga nggo bapak-ibuku sik, terus nggo keselamatan dunia akhiratku, terus tak ndongakne semoga peserta liane kalah..aamiin

    BalasHapus
  25. HOOQ baru tau sih ini portal untuk menonton film tetapi, keseringan sih nonton video di laptop yang sebelumnya udah di download hahaha

    BalasHapus
  26. Beneerr.
    Aku juga suka reviewnya mas Ham.

    Unik.
    Dan membumi.

    Semoga menang yaa, mas.

    BalasHapus
  27. Wah boeh juga nih coba trial, gak sampai 50 rb hehehehe
    Maksih reviewnya mas, berimbang nih bahas kekurangannya jg, moga hooq makin ok :D
    Gud luck lombanya ya

    BalasHapus
  28. Nonton dimana saja dan kapan saja pasti seru banget. Apalagi kalau filmnya bisa dipilih sesuai dengan kemauan. Hidup jadi lebih santai dan berwarna

    BalasHapus
  29. 49500 dpt 2 tiket, aku mbok gelem :(
    Wis entuk mimik mbek jajan sisan ya?

    Mayak ih aku.


    Heeeehh ndas ndes ndas ndes wooooooo

    BalasHapus
  30. betul banget... gratiss.,. apalagi saya pengguna simpati dan selalu dapat notifikasi punya gratisan nonton hooq. kurang apalagi coba. hihi.
    eh tapi kalau dilihat2 list filmnya hooq cocok banget buat nostalgia ya mas. banyak film nostalgia di sana. yang kekinian? hmm...
    ah tapi yang penting bisa nonton di mana aja itu mah udah lebih dari cukup.

    BalasHapus
  31. Nganuu.. Udah ada film dan drama Korea belum ya di Hooq. Hidupku hampa nek malem sebelum bobok, nggak nonton mas-mas ganteng Korea itu e....

    BalasHapus
  32. Hooq emang bagus sih, seru sekarang mah ada hooq....tapi kenapa harus pajang superhero sableng itu ._.
    hahahah :D

    BalasHapus