20 April 2020

Ramadan di Tengah Pandemi. Jangan Nekat Belanja Berdesakan.


Nuansa Ramadan mulai terlihat dari kaleng biskuit dan toples kurma yang dipajang bertumpuk-tumpuk di minmarket. Banyak produk-produk makanan yang memoles kemasannya dengan ilustrasi ketupat, bulan sabit, serta karakter perempuan berkerudung dan pria dengan peci di kepalanya. Lalu di salah satu sudutnya biasanya tertulis “Edisi Ramadan.”

Gimmick semacam ini makin jamak terjadi. Salah satu gimmick yang membuat saya terpingkal-pingkal adalah bungkus mie instan yang bergambar mangkok kosong. Di dalam mangkoknya terdapat tulisan, “Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.” Lucu sih itu, asalkan di dalam bungkusnya jangan kosong juga.

Nuansa Ramadan memang berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Salah satu yang paling kentara adalah menjamurnya orang berjualan makanan di sore hari. Jalanan yang biasanya sepi, bisa mendadak ramai lantaran dibuka tenda-tenda kecil di mana sejumlah warga melakukan transaksi jual beli.

Sebagai orang kantoran yang pulang pukul 5 sore, laju kendaraan saya sangat terdampak oleh aktivitas ini. Jalanan lebar yang biasa saya lalui tiba-tiba menyempit. Orang-orang memarkirkan kendaraannya hingga mengambil sepertiga ruas jalan. Walau saya bermotor sekalipun, ternyata masih sukar bagi saya untuk mengambil jalanan yang lega. Satu hal yang saya takutkan adalah kegagalan saya untuk sampai di rumah tepat waktu.

Baca juga: Manajemen Uang Anak Kos

Saya tidak menyalahkan pedagang maupun pembeli. Mereka berhak untuk mencari nafkah dengan memanfaatkan momentum Ramadan. Lagipula itu memang peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Yang saya harapkan adalah adanya pengelolaan tata kota yang lebih baik dalam menghadapi gelombang masa selama Ramadan.

Walau demikian, saya rasa tahun ini saya tidak akan melewatkan detik-detik berbuka puasa di jalanan. Sebab dampak pandemi Covid-19 telah membuat saya tertahan di rumah. Saya bekerja dari rumah dan menjalani swakarantina bersama istri. Otomatis saya tidak akan bermacet-macetan di jalan dengan cemas lagi karena saya bisa berbuka puasa bersama istri tepat waktu.

Ramadan ke Lebaran

Penghujung dari puasa selama 30 hari adalah perayaan Idulfitri. Biasanya pada 10 hari terakhir Ramadan, orang-orang akan memenuhi toko-toko busana untuk memperoleh outfit terbaiknya ketika lebaran. Rutinitas ini akan jauh berubah karena kita tidak diperbolehkan berkumpul untuk mengurangi penyebaran virus corona.

Baca juga: Lebaran dan Hantu Hedonis

Sebagai alternatif, kita bisa berbelanja kebutuhan lebaran secara online. Kalau saya sudah pasti berbelanja di Tokopedia karena selama ini memang itulah satu-satunya e-commerce yang terinstal di gawai saya. Saya sudah mulai berselancar ke berbagai toko. Sudah ada beberapa barang yang ingin saya beli seperti baju koko dan sajadah. Untuk saat ini saya masukkan ke wishlist dulu, nanti setelah gajian baru diangkut.

Lagipula, ada banyak promo yang bisa saya manfaatkan. Seperti Crazy Deals, Brand Deals, Flash Coupon, dan Kejar Diskon yang aktif sejak 1 April 2020. Ada juga Kotak Kejutan yang bisa memberi kita Kupon Undian Grand Prize dan berkesempatan memenangkan mobil, motor, smartphone, emas 1 gram, dan powerbank. Belum lagi di tanggal 27-29 April 2020 juga akan ada promo Gajian Ekstra. Wah, semakin betah saya belanja di Tokopedia.

Selama swakarantina ini, saya telah berkali-kali melakukan transaksi di Tokopedia untuk melengkapi perabot rumah. Selain lengkap, saya juga dimanjakan dengan promo Bebas Ongkir yang sangat membantu saya untuk menghemat pengeluaran.

Saya dan istri belakangan ini mendekorasi ulang suasana rumah agar lebih nyaman. Kami ingin membuat nuansa rumah semi kantor agar kerja-kerja menjadi lebih produktif dan kreatif. Karena sepertinya kondisi pandemi akan berlangsung cukup lama. Oleh karena itu, tempat tinggal yang nyaman akan sangat membantu kita untuk tetap waras.

Yuk, penuhi semua kebutuhanmu di Tokopedia. Apalagi untuk keperluan Ramadan yang sudah di depan mata. Kamu bisa menikmati berbagai promo Ramadan, hadiah, dan berbagai penawaran menarik sejak 1 April hingga 13 Mei nanti. Jadi jangan lupa top up OVO kamu agar transaksi belanja onlinemu lebih praktis!


Header: Nice Guys via Pexels.com

3 komentar:

  1. semoga corona cepat hilang dan kembali normal spt dlu. astungkara

    BalasHapus
  2. Teorinya sih begitu.. Berdesak-desakan itu berbahaya.

    cuma, masalahnya kadang banyak orang yang lupa memakai otaknya dan menganggap enteng situasi seperti sekarang. Barulah nanti kalau sudah terkena rusuh dan menyalahkan orang lain.

    Butuh kedisiplinan dari diri sendiri dalam hal ini. Masalahnya banyak orang tidak punya

    BalasHapus