10 September 2019

Gencarkan #StopPneumonia Demi Generasi Selanjutnya

Stop pneumonia pada anak


Setiap negara pasti menginginkan generasi ke generasi bangsanya dipenuhi oleh orang-orang yang sehat, produktif, dan mampu membawa perubahan positif. Tak terkecuali dengan negara kita, Indonesia. Sebagai negara berkembang, hadirnya generasi yang memangku perubahan adalah generasi yang sangat diharapkan. Jangan sampai, pembangunan dan kemajuan yang selama ini diupayakan dengan keras kepala, mengalami kemerosotan di tangan generasi selanjutnya.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan kalau generasi yang akan datang dipegang oleh orang-orang yang memiliki kompetensi. Namun, apakah hal ini mungkin terjadi? Dari mana kita mempersiapkan hal itu?

Memiliki generasi yang cemerlang bukanlah suatu ketidakmungkinan. Tapi tentu saja hal itu tidak akan terjadi begitu saja tanpa usaha. Kita bisa mempersiapkan mereka sejak dini. Mungkin, sangat dini. Kapan itu? Bisa jadi sejak mereka terlahir di dunia ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk peduli pada kelangsungan generasi yang sehat dan memiliki kesempatan yang sama.

Meski kita bisa seoptimis itu berharap, namun hingga hari kita dihantui oleh tingginya angka kematian anak. Wujud hantu itu adalah penyakit bernama pneumonia. Penyakit ini menjadi ancaman kematian yang sudah merenggut 1 juta nyawa di dunia setiap tahunnya. Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa 1 dari 5 kematian balita disebabkan oleh pneumonia. Melihat betapa mengerikannya ancaman ini, perlu bagi kita untuk memahami apa itu pneumonia dan bagaimana kita mencegahnya.

Apa itu Pneumonia?

Dilansir dari Hallosehat.com, pneumonia merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru yang membuat kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Sementara itu di masyarakat kita, istilah pneumonia lebih dikenal dengan sebutan paru-paru basah. Kondisi ini sebenarnya dapat dialami oleh siapa saja, tapi jika pneumonia menjangkit anak-anak bisa sangat berbahaya karena berpotensi pada kematian.

Pada awal September 2019, saya berkesempatan datang ke acara launching kampanye #StopPneumonia yang diselenggarakan oleh lembaga Save the Children di Kota Tua. Lewat acara itu, saya mendapat banyak informasi soal pneumonia dan apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya. Daripada saya simpan sendiri, lewat tulisan ini saya ingin berbagi hal-hal apa saja yang jadi perbincangan dalam langkah awal kampanye #StopPneumonia itu.

Baca juga: Manajemen Uang Ala Anak Kos

Pertama, saya dibuat tercengang oleh data-data yang dipaparkan soal dampak pneumonia pada anak. Dalam skala global, setiap 1 menitnya ada 2 balita yang meninggal gara-gara pneumonia. Pneumonia menjadi pembunuh utama pada balita di dunia, lebih banyak daripada AIDS, malaria, dan campak sekaligus. Yang tidak kalah penting, bahwa setengah dari penyebab anak menderita pneumonia adalah polusi udara, bisa asap knalpot, rokok, dan lain-lain. Jika hal ini tidak segera dicegah, pada 2030 diprediksi ada 11 juta anak yang meninggal gara-gara pneumonia.

Kedua, gejala anak yang mengalami pneumonia. Orang dewasa mesti waspada jika di sekitarnya ada anak yang menunjukkan tanda-tanda tertentu seperti batuk berdahak terus menerus, demam, berkeringat, susah bernapas, dada sakit, nafsu makan rendah, dan detak jantung terasa cepat. Sudah makin parah jika anak sampai mengalami kejang-kejang dan bernapas cepat. Oleh karenya perlu segera diperiksakan ke dokter jika anak mengalami gejala-gejala tersebut.

Ketiga, apakah penyakit ini bisa disembuhkan? Sebagai sebuah penyakit jenis infeksi, maka setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda tergantung seberapa parah infeksinya dan seberapa kuat daya tahan tubuh pasien. Biasanya, karena anggota keluarga tidak tahu soal pneumonia, anak yang terkena demam dibiarkan begitu saja selama berhari-hari hingga mencapai titik puncak daya tahan tubuhnya. Infeksi yang dibiarkan pun akan semakin merusak. Situasi seperti ini memungkinkan terjadinya hal yang tidak diinginkan.

Keempat, bagaimana cara kita ikut andil dalam upaya mencegah pneumonia? Save the Children telah berupaya melakukan edukasi melalui berbagai platform untuk menumbuhkan kepedulian pada masyarakat soal pneumonia. Salah satunya membuat video kreatif yang bisa kamu lihat melalui tautan ini. Terkait kampanye #StopPneumonia dapat kamu cari di berbagai ranah media sosial atau dapat meniliknya di sini. Jika kamu merasa apa yang dilakukan Save the Children adalah sesuatu yang berarti dan penting, kamu bisa membantu mereka dengan cara berdonasi juga, cek di sini untuk melihat selengkapnya.

Baiklah, hal-hal yang saya sebutkan di atas adalah upaya mencegah pneumonia melalui dukungan terhadap kampanye #StopPneumonia. Tapi bagaimana dengan upaya yang dilakukan diri sendiri? Pertama, terapkan pola hidup sehat dalam keluarga dan lingkungan. Mulai dari menjauhkan asap rokok serta menjaga anak dari tempat berdebu dan berpolusi. Kedua, sebarkan tulisan ini kepada orang-orang yang kamu pedulikan agar mereka juga aware dengan bahaya pneumonia.

Dengan mencegah dampak pneumonia yang mematikan itu, kita bisa dengan tenang menyambut generas yaing sehat dan produktif. Jangan sia-siakan nyawa siapapun!



Thanks to Andreas Wohlfahrt from Pexels


Tidak ada komentar:

Posting Komentar