3 November 2019

Mengenal Lampu EyeComfort untuk Kesehatan Mata


Saya berkacamata sejak usia 16 tahun. Saat itu saya duduk di bangku kelas 2 SMA. Walau begitu, saya sebenarnya sudah merasakan ketidakwarasan pada mata saya sejak kelas 6 SD. Tapi saya urung bilang pada kedua orangtua karena tidak ingin membebani perekonomian mereka pada saat itu.

Dengan mata minus, saya mengalami kesulitan belajar, terutama untuk membaca tulisan-tulisan yang tertera di papan tulis. Saya memberanikan diri mengatakan kepada orangtua soal mata saya karena pada jenjang kelas 2 SMA, saya masuk program IPS. Dan “sakit mata” adalah alasan yang saya utarakan untuk mengurangi amarah orangtua karena nilai saya terlalu buruk untuk bisa lolos ke program IPA. Hehehe.

Kalau dihitung-hitung, mata saya harus dibantu dengan kacamata sudah 10 tahun lamanya. Dalam kurun waktu segitu, problematika kehidupan saya banyak terjadi hanya dari masalah paling sepele, “mata”. Oleh karena itu, saya merasa harus punya perhatian lebih pada isu kesehatan mata agar saya tahu apa yang saya alami dan apa yang harus saya lakukan dengan mata seperti ini.

Sesi diskusi. (Dokumen Pribadi
Motivasi itu yang membawa saya pada diskusi soal, “Mata Sehat Mendukung SDM Hebat,” yang berlangsung pada 31 Oktober 2019 di Gandaria City, Jakarta Selatan. Diskusi tersebut menghadirkan narasumber yang sudah ahli pada bidangnya. Ada Dr. dr. Tri Rahayu, SpM(K) (FIACLE Perdami), Dr. Rita Ramayulis, DCN, M,Kes (Nutrisionis), dan Burhan Noor Sahid (Head of Marketing Signify Indonesia).

Baca juga: Pengalaman Beralih Ke Microsoft Office 365 Home Resmi

Perbincangan yang paling menarik perhatian saya adalah soal data-data hasil penelitian dari YouGov Plc terkait isu kesehatan mata. Penelitian tersebut melibatkan 10.449 orang dewasa sebagai sampel yang tersebar di berbagai negara seperti Argentina, Cina, Republik Ceko, Perancis, Jerman, Indonesia, Meksiko, Polandia, dan Amerika Serikat. Apa yang bisa kita dapat dari penelitian itu?

Melalui penelitian itu, tercatat bahwa lebih dari 50% orang menghabiskan lebih dari 8 jam per hari di bawah sinar lampu. Diketahui juga, 86% responden percaya kalau pencahayaan yang berkualittas itu bermanfaat bagi kesehatan mata. Sementara itu, kaitannya dengan pemeliharaan kesehatan mata pada diri sendiri, ternyata 66,6% responden tidak melakukan cek mata secara berkala yang artinya mereka abai pada upaya menjaga kesehatan mata bagi diri sendiri.

Dengan berkiblat pada data-data tersebut, saya dapat melihat bahwa faktor yang sangat berpengaruh pada kesehatan mata adalah soal pencahayaan. Walau begitu, ternyata tidak banyak orang yang rajin merawat matanya sendiri. Saya termasuk dalam kategori ini. Hehehe. Di samping itu, hasil penelitian juga menyebutkan bahwa 77% responden percaya bahwa pencahayaan yang berkualitas dapat meningkatkan produktivitas. Namun, seperti apakah cahaya yang berkualitas itu?

Baca jugaLampu Berkualitas Harga Pas

Munculnya cahaya bisa dari berbagai sumber, salah satunya adalah lampu. Dalam perbincangan siang itu, saya dapat menyimpulkan bahwa pencahayaan dari lampu yang berkualitas itu harus memiliki kriteria EyeComfort. Kriteria ini meliputi: tidak tampak berkedip, tidak silau, dimmable (kemampuan mengubah terang-redupnya lampu), tuneable (mengatur temperatur warna), rendering warna, efek stroboskopik (kemampuan menghilangkan distorsi gerak), keamanan fotobiologis (cahaya biru), dan tidak muncul suara .

Jika kriteria EyeComfort ini terpenuhi, maka kesehatan mata dapat lebih terjaga. Setidaknya mengurangi damage dari terang lampu pada umumnya. Lantas bagaimana mendapatkan lampu dengan watak EyeComfort seperti di atas? Mudah saja.

Dalam acara diskusi yang saya hadiri ini, kebetulan juga jadi ajang pengenalan produk baru dari Philips LED EyeComfort. Jika sebelumnya sudah rilis Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optics kini kita bisa menikmati seri terbarunya, yaitu Philips MyCare LEDstick. Dengan lampu Philips MyCare LEDstick, kita dapat menikmati penerangan yang berkualitas dengan 70% pengurangan kesilauan (dibandingkan lampu pijar). Lampu ini juga siap menyala hingga 15 tahun, ramah lingkungan (tanpa merkuri soalnya), tidak berkedip, dan memperhatikan keamanan fotobiologis.

Philips MyCare LEDstick hadir dalam dua pilihan, ada warna putih (cool daylight) dan ada warna kuning (warm white) dengan daya mulai 5,5W hingga 9,5W. Selain itu ada juga Philips LED Downlight Meson yang hadir dalam bentuk bundar dan persegi. Jenis ini tersedia dalam warna putih dengan daya mulai 3,5W hingga 24W. Produk-produk Philips ini tersedia di berbagai toko elektronik dan e-commerce.

Saya bersukyur dapat mengikuti diskusi ini. Selain ngobrol-ngobrol asyik, kebetulan juga saya melakukan pengecekan dan konsultasi mata secara gratis di salah satu tenant. Lewat pengecekan itu saya tahu kalau minus mata kiri saya bertambah, yang semula -2 menjadi -2,25. Sedangkan mata kanan saya masih konsisten di angka -3. Untung banget saya punya waktu dan kesempatan untuk hadir dalam ajang yang diselenggarakan oleh Signify.

Sudah waktunya ganti kacamata, nih. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!


Photo by Daan Stevens from Pexels

Tidak ada komentar:

Posting Komentar